Ketika Engkau Merasa Terdzalimi

Ketika Engkau Merasa Terdzalimi










Tulisan ini terinspirasi dari pengalaman pribadi saya, yang saya alami dalam kehidupan saya..
***

Hidup di dunia dan berhubungan dengan banyak manusia, siapa sih yang tidak pernah melakukan kesalahan? Siapa juga yang tak pernah merasa terdzalimi? Pasti kita semua pernah mengalaminya bukan?

Untuk diriku dan semua saudariku yang sedang mengalami hal yang sama:
Sebagai pengantar, barangkali beberapa kalimat dari Mario Teguh dengan sedikit tambahan dan editan dariku berikut ini bagus untuk direnungkan:
Wahai engkau yang hatinya masih mudah marah karena cemoohan orang lain, dan yang darahnya mudah mendidih dengan rencana untuk membalas..
 Janganlah MERENDAHKAN DIRIMU SENDIRI dengan juga melakukan yang dilakukannya.
 Katakanlah …
 “DIAM ADALAH JAWABAN TERBAIK BAGI MULUT YANG KOTOR DAN PERILAKU YANG BURUK”
 Jangan membalas. Sabarkanlah dirimu.
 Lakukanlah yang penting, yang akan menjadikanmu lebih berhasil daripadanya.
 Gumamkanlah di dasar hatimu …
 “LIHAT SAJA NANTI”
Ya, sebagian besar kita sangat sensitive dan mudah marah ketika ada orang yang memperlakukan kita dengan tidak baik..Tapi, marah itu tidaklah menyelesaikan masalah saudariku..bahkan ia tidak akan menghasilkan apa2 kecuali hanya kejengkelan dan kebencian semata.
Buktikan saja jika kita lebih baik dengan hal2 yang positif.
Just TALK LESS DO MORE..AND THEN DO THE BEST!!
***
Sebagai seorang wanita yang fitrohnya lebih mengedepankan perasaan daripada logika, akupun juga pernah merasa terdzalimi, karena wanita pada dasarnya lebih sensitive dan mudah tersinggung. Serangkaian kalimat dibawah ini adalah kalimat yang pernah aku tulis di atas kertas saat aku merasa tersakiti oleh orang lain, barangkali inilah gambaran hatiku saat itu, ketika emosi sedang memuncak dan kemarahan hampir saja meluap:
Aduh, capek deh, memangnya siapa mereka, kalau aku marah, ngedown, futur berarti mereka hebat donk bisa membuatku sebegitu tersakiti?
Itu artinya aku KALAH..
Apalagi kalau ditanggapi, berarti mereka penting donk, so g perlu deh segitunya, banyak hal yang jauh lebih penting..
Tidak semua pertanyaan harus dijawab dan tidak semua hal harus ditanggapi bukan?
Ibarat “biarkan anjing menggonggong dan kabilah tetap berlalu”
SABAR adalah senjataku, apalagi kalau bukan itu??
Percayalah, dengan diam, sabar, dan merasa baik2 saja aku berarti MENANG..
Kalau hanya memikirkan harga diri, rasanya waktuku terlalu berharga jika terbuang hanya untuk memikirkan “kemarahan” pada mereka dan meladeni/membalas perbuatannya..
Cukup abaikan saja, bersikap cuek seolah tidak terjadi apa2.
Aku tidak butuh mereka, aku bisa sendiri, aku kuat dan tidak akan terpengaruh dengan hal2 “sepele” seperti itu..
Aku hanya butuh penilaian dari ALLAH, bukan dari manusia..
Sekali lagi, “MEMANGNYA SIAPA MEREKA??”
Yah, itulah sekelumit kalimat yang aku coretkan saat amarah ini memuncak, secara spontan terciptalah kalimat menggebu-gebu tersebut untuk melampiaskan kekesalanku. Terkadang aku memang perlu motivasi dari diriku sendiri untuk tetap kuat sebagaimana apa yang aku tuliskan.
Namun saudariku, yang lebih baik lagi adalah engkau ingat beberapa ayat Al-Quran berikut ini:
Allah Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (QS.Az-Zumar: 10)
Dan Allah Ta’ala berfirman:
“Tetapi orang yang bersabar dan mema`afkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.” (QS.Asy-Syuuraa: 43)
Dan Allah Ta’ala berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS.Al-Baqarah: 153)
Allah Ta`ala menganugerahkan kepada orang-orang yang sabar beberapa keutamaan yang tidak diberikan kepada yang lainnya:
“Dan beri kabar gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mereka itu bila ditimpa musibah, mereka akan menyatakan: Sesungguhnya kami ini milik Allah dan sesungguhnya kami akan kembali kepada-Nya. Bagi mereka ini shalawat dari Tuhan mereka dan Rahmat-Nya dan mereka itu adalah orang yang telah mendapatkan petunjuk.” (Al-Baqarah: 156 – 157)
Dalam ayat ini Allah Ta`ala menjanjikan bagi orang yang bersabar dengan tiga keutamaan, yaitu:
1) Shalawat dari Allah Ta`ala. Yaitu disebut-sebut namanya dengan kebaikan oleh Allah Ta`ala di hadapan para Malaikat-Nya.
2) Rahmat Allah bagi mereka yang sabar. Yaitu ampunan dari-Nya dari segala dosa-dosa yang pernah dia lakukan.
3) Petunjuk kepada jalan kebenaran di dunia maupun di akherat.
Al-Hafidh Ibnu Katsir rahimahullah menerangkan:
“Sabar itu ada dua. Yaitu sabar dalam meninggalkan maksiat dan (yang kedua adalah) sabar dalam mengerjakan amalan-amalan taat serta mendekatkan diri kepada Allah Ta`ala. Sedangkan jenis kesabaran kedua, lebih besar pahalanya karena kesabaran yang demikian inilah yang dituju dengan amalan sabar itu. Bisa pula dikatakan adanya jenis kesabaran yang ketiga ialah sabar dalam menghadapi berbagai musibah dan kesedihan. Maka jenis kesabaran ini juga wajib sebagaimana wajibnya istighfar (yakni memohon ampun kepada Allah) dari berbagai keaiban”
(Tafsir Ibnu Katsir halaman 191, Darul Kutub Al -Ilmiyah cet. Th. 1425 H / 2004 M).
Uraian para Ulama tersebut berdasarkan firman Allah Ta`ala berikut ini:
“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah: 153)
Nah, dengan mengingat dan merenungkan ayat-ayat tersebut insyaAllah kita bisa lebihlegowo saat menerima musibah, apapun bentuknya. Cobalah untuk menahan sekuat mungkin, awalnya memang berat..tapi insyaAllah lama2 akan terbiasa jika kita selalu ingat janji Allah untuk orang-orang yang sabar.
Tak ada solusi lain yang lebih indah selain BERSABAR. Berikut ini beberapa keutamaan sabar bagi kita orang mukmin:
Sabar itu bagi orang mukmin akan menjadi sebab untuk dihapuskannya dosa-dosanya ketika ia ditimpa musibah. Hal ini sebagai sabda Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam:
“Tidaklah seorang Muslim ditimpa satu penyakit atau satu musibah atau satu keresahan atau satu kesedihan atau satu gangguan atau satu kegalauan, sampaipun duri menusuk tubuhnya kecuali AllahSubhanahu wa Ta`ala akan menggugurkan penyakit daripadanya.”(HR.Bukhari dalam Shahihnya dan Muslim dalam Shahih no. 2573)
Sabar itu adalah tameng bagi orang mukmin dalam menghadapi segala problem hidup.
Hal ini sebagaimana yang riwayat yang dibawakan oleh Imam Adz-Dzahabi di dalam kitab Al-Kabair:
“Sabar itu adalah tameng.” (Lihat Al-Kabair oleh Adz-Dzahabi juz 1 hal. 56, dan Adabud Dien wa Dunya juz 1 hal. 251, dan I`anatut Thalibina min Kutubil Fiqhi As-Syafi`i juz 2 hal. 241, dan Ash-Shabru Junnah dari Kitab Nihayatul Irbi fi Fununil Arab juz 1 hal. 282, dan dari Kitab Ghurarul Khasya’isi Al-Wadlihati karya Al-Wathwath juz 1 hal. 142)
***
Yang tak kalah penting adalah engkau harus mampu menahan diri tatkala sakit dan menyembunyikan cobaan yang menimpamu.
Hati2 untuk engkau yang terbiasa “CURHAT”, jangan sampai tertipu dengan berdalih “CURHAT” tapi hakikatnya engkau hanya mengadu dan berkeluh kesah saja. Perhatikan bagaimana akhlaq para salaf saat tertimpa musibah:
Al-Fudhail bin Iyadh pernah mendengar seseorang mengadukan cobaan yang menimpanya. Maka dia berkata kepadanya. “Bagaimana mungkin engkau mengadukan yang merahmatimu kepada orang yang tidak memberikan rahmat kepadamu ?”
Sebagian Salafush Shalih berkata:
“Barangsiapa yang mengadukan musibah yang menimpanya, seakan-akan dia mengadukan Rabb-nya”.
Kenapa demikian?
Karena yang memberikan cobaan kepadamu adalah ALLAH, jika engkau mengadukan dan mengeluhkan kepada orang lain, itu artinya engkau sedang mengadukan ALLAH kepada orang lain (manusia).
Yang dimaksud mengadukan di sini bukan membeberkan penyakit kepada dokter yang mengobatinya. Tetapi pengaduan itu merupakan gambaran penyesalan dan penderitaan karena mendapat cobaan dari Allah, yang dilontarkan kepada orang yang tidak mampu mengobati, seperti kepada TEMAN atau TETANGGA.
Bagaimana, masih kurang?? Cukuplah ayat2 dan mutiara para salaf tersebut sebagai penghibur.
Adukanlah masalahmu hanya kepada ALLAH, jangan sekali2 engkau adukan pada manusia yang hal itu akan semakin membuatmu tampak lemah dan mengurangi muru’ah..
Berkeluh kesahlah pada ALLAH, mintalah kepadaNya agar Dia memberikan petunjuk kepada orang yang telah menyakitimu..
Bukan dengan cara engkau dendam dan membalas perbuatannya, tapi DOAKANLAH..
Kalau memang dia benar2 dzalim, biarlah ALLAH yang bertindak..
Tersenyumlah..dan sekali lagi katakan “LIHAT SAJA NANTI”
Dengan begitu engkau akan semakin terpacu untuk sibuk memperbaiki dirimu sendiri dan menjadi lebih baik..
Sebagai penutup, aku sampaikan kembali bahwasanya:
As-salafush shalih dari umat kita pernah berkata. “Empat hal termasuk simpanan surga, yaitu menyembunyikan musibah, menyembunyikan shadaqah, menyembunyikan kelebihan dan menyembunyikan sakit”.
Selanjutnya perhatikan perkataan Ibnu Abdi Rabbah Al-Andalusy:
“Asy-Syaibany pernah berkata. ‘Temanku pernah memberitahukan kepadaku seraya berkata. ‘Syuraih mendengar tatkala aku mengeluhkan kesedihanku kepada seorang teman. Maka dia memegang tanganku seraya berkata.
‘Wahai anak saudaraku, janganlah engkau mengeluh kepada selain Allah. Karena orang yang engkau keluhi itu tidak lepas dari kedudukannya sebagai teman atau lawan. Kalau dia seorang teman, berarti dia berduka dan tidak bisa memberimu manfaat. Kalau dia seorang lawan, maka dia akan bergembira karena deritamu. Lihatlah salah satu mataku ini, ’sambil menunjuk ke arah matanya’, demi Allah, dengan mata ini aku tidak pernah bisa melihat seorangpun, tidak pula teman sejak lima tahun yang lalu. Namun aku tidak pernah memberitahukannya kepada seseorang hingga detik ini. Tidakkah engkau mendengar perkataan seorang hamba yang shalih :
“Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku”.
Maka jadikanlah Allah sebagai tempatmu mengadu tatkala ada musibah yang menimpamu. Sesungguhnya Dia adalah penanggung jawab yang paling mulia dan yang paling dekat untuk dimintai do’a”.
Abud-Darda’ Radhiyallahu anhu berkata. “Apabila Allah telah menetapkan suatu takdir, maka yang paling dicintai-Nya adalah meridhai takdir-Nya”.
Dan yang terakhir:
Jika dirimu dicela, dihina, direndahkan, dan didzhalimi oleh orang lain, maka jangan terlalu bersedih. Sesungguhnya pencela dan orang yang mendzalimimu sedang berbuat baik kepadamu dari dua sisi:
1. Ia sedang menghadiahkan kebaikannya padamu
2. Dengan sebab celaannya Allah menghapuskan dosa2mu.
Seorang salaf berkata: “Kalau aku boleh berghibah maka kedua orang tuaku lah yang paling berhak untuk aku ghibahi, karena mereka berdualah yang paling berhak untuk aku serahkan kebaikanku”
Demikianlah sekedar nasihat untuk diriku dan untuk saudariku muslimah dimanapun kalian berada. Mohon maaf apabila ada salah2 kata dan apabila masih banyak kekurangan disana-sini.
Akhirnya, semoga kita semua termasuk orang-orang yang sabar dan ikhlas dalam menyikapi segala ujian, cobaan, musibah yang datang dan diberikan pahala yang berlipat-lipat atas kesabaran yang telah kita usahakan..Aamiin

Comments

Popular posts from this blog

Silsilah 25 Nabi Dan Rasul

Kisah Teladan Islami Si Tukang Batu Yang Di Cium Rasulullah SAW

5 Ciri Muslimah yang Cocok Dijadikan Pendamping Hidup Menurut Islam